PERAN GURU DALAM MENGATASI ANAK BERMASALAH

 

  1. Pendahuluan
Setiap profesi memiliki kepribadian yang berbeda-beda, termasuk profesi sebagai seorang guru. Guru merupakan seseorang pengganti orang tua saat di sekolah. Seorang guru harus terlebih dahulu memiliki kebribadian yang utuh,harmonis, dan dinamis. Hakikat anak yang mengalami masalah adalah anak yang mengami masalah baik dalam hal belajar maupun tingkah laku. Setiap anak memiliki kemampuan dan karakteristik yang berbeda-beda. Banyak faktor yang menyebabkan hal ini dapat terjadi. Diantaranya adalah faktor keluarga dan lingkungan. Dalam mengatasi hal ini guru dan orang tua sangat berperan penting untuk merubah atau memperbaiki anak yang mengalami masalah dalam belajarnya maupun dalam tingkah lakunya.
Pada kenyataanya semua anak pasti memiliki masalah dalam prestasi belajar maupun dalam tingkah lakunya.Dan dalam hal ini anak yang mengalami masalah bukan berarti anak tersebut harus dijauhi atau bahkan di marahi karena tingkah lakunya yang super nakal, bisa dikatakan dengan anak yang hiperaktif. Kebanyakan para orang tua dalam menghadapi anak yang berkarakter seperti ini selalu menganggap bahwa anaknya adalah anak yang nakal, yang selalu membuatnya jengkel, sehingga hukuman selalu diberikan dan bahkan berlebihan. Orang tua yang seperti ini adala orang tua yang tidak paham akan perkembangan anaknya.
Begitu pula dengan guru di sekolah, guru dalam mengajar cenderung berpihak pada anak yang memiliki kemampuan intelektual tinggi dan memiliki tingkah laku yang baik, sedangkan anak yang nakal cenderung dibenci sehingga anak tersebut bisa menjadi bertambah nakal akibat tingkah laku yang dibiarkan. Meskipun pada awalnya guru memberikan pengarahan, tetapi anak tersebut tidak bisa berubah tingkah lakunya maka guru tersebut langsung membiarkannya dengan ketidaksabarannny inilah yang mengakibatkan anak merasa terasing dan semakin nakal. Sikap guru yang seperti ini seharusnya tidak dikembangkan melainkan harus dimusnakan agar dalam pembelajaran tercapai tujuan tersebut.
Pada hakikatnya anak yang memiliki masalah dalam tingkah lakunya misalnya anak cenderung hiperaktif sebenarnya tersimpan kemampuan yang luarbiasa yang dimiliki anak tersebut.Pada suatu penelitian ternyata didapat bahwa anak yang hiperaktif memiliki tingkat intelijensi yang tinggi.Sikapnya yang cenderung nakal tersebut itu disebabkan karena anak itu merasa cepat bosan dengan yang dihadapi, dan mereka cenderung suka mengganggu temannya.
Adapula tipe anak yang memang nakal dan taraf intelijensinya rendah.Dalam suatu pembelajaran disekolah tidak banyak ditemui anak yang pintar dan memiliki perilaku yang bagus.Banyak ditemukan anak yang mengalami masalah dalam prestasi dan juga dalam tingkah lakunya.Dalam hal ini guru sangat berperan penting dalam pemulihan masalah anak ini, dan orang tua juga berperan penting dalam membangun karakter anaknya.
Disinilah diperlukan pihak ke dua yaitu peran guru untuk memantau perkembangan kepribadian peserta didik,sekaligus menjadi alat pengendali prilaku peserta didik di dalam lingkungan sekolah.Sehingga mampu terwujud Generasi bangsa yang berkepribadian baik,sesuai yang diinginkan.
Dari pendahuluan diatas, maka makalah ini akan membahas : 1. Pengertian pendidik ; 2.Kepribadian guru ; 3. Permasalahan peserta didik dan peran guru ; 4.Guru sebagai Pembimbing.
  1. Pengertian Pendidik
Pendidik bukan hanya seorang guru yang mengajarkan materi -materi pembelajaran pada peserta didik melainkan guru juga sebagai pembimbing dan penanaman kepribadian pada peserta didik. Pendidik adalah semua orang yang dapat membantu perkembangan kepribadian seseorang serta mampu mengarahkan peserta didiknya dalam suatu tujuan pendidikan (Djumali: 2004).
Dalam menanamkan kepribadian pada peserta didik ,pendidik menggunakan alat pendidikan.alat pendidik tersebut preventif dan kuratif.preventif merupakan pencegahan sebelum anak melakukan kesalaan,contohnya guru selalu berusaha memberikan nasehat-nasehat untuk membentuk pribadi siswa yang baik. Kuratif merupakan proses memperbaiki karena anak telah masalnya dengan memberikan hukuman pada peserta didik.
Orang tua merupakan pendidik untuk anak-anaknya,tugas orang tua lebih berat karena orang tua merupakan proses sosialisasi pertama dalam menanamkan kepribadian pada anak-anaknya. Sehingga pondasi utama dalam kepribadian siswa berada pada orang tuanya masing-masing.
Semua lingkungan akan mempengaruhi kepribadian peserta didik.Untuk mendapatkan suatu individu yang memiliki kepribadian baik,mampu menerima semua perubahan zaman,diperlukan pendidik yang profesional dan sabar dalam menghadapi perbedaan- perbedaan pada diri peserta didik.
  1. Kepribadian Guru
Peran guru diantaranya menanamkan kepribadian pada diri siswa. sehingga untuk seorang guru sendiri harus memiliki pribadi yang baik, karena hal itulah yang menjadi penentu dalam menjalankan tanggung jawab dan tugas untuk membina kepribadian peserta didik bukan sebagai perusak kepribadian peserta didik.
Semua tingkah laku guru merupakan cerminan kepribadiannya. untuk itu agar guru memiliki kepribadian yang disegani oleh orang lain atau berwibawa, maka seorang guru harus taqwa kepada Allah,memiliki sifat kapemimpinan, mampu memelihara dan mengembangkan kode etik guru, serta melaksanakan tugas-tugasnya secara ikhlas.
Guru merupakan pemimpin. Seorang guru memiliki wewenang dalam menyuruh atau memerintah peserta didiknya untuk melaksanakan perintahnya. Guru yang memiliki sifat-sifat diatas,dianggap sudah mampu menjadi tenaga pendidik yang profesional, yang mampu mengarahkan peserta didiknya untuk memiliki kepribadian yang baik.
  1. Permasalahan Peserta Didik dan Peran Guru
Seseorang dilahirkan di dunia mempunyai potensi yang berbeda -beda. Untuk menyikapi hal tersebut diperlukan pendidikan sebagai alat untuk mengembangkan kepribadian peserta didik, namun pada kenyataannya untuk mengembankan pribadi seorang individu tidak mudah. Dalam satu kelas belum tentu semua murid memiliki semangat belajar yang tinggi. Murid yang tidak bersemangat dalam pembelajaran meliputi:
  1. Murid berprestasi dengan tingkat kesuksesan yang rendah.
Murid jenis ini tidak memiliki kemauan yang kuat dalam belajar, sehingga setiap apa yang disampaikan guru tidak didengarkan dengan baik dan selalu diabaikan. Murid jenis ini sangat sulit untuk dideteksi sebab mereka lebih cenderung melakukan hal yang mereka sukai daripada mendengarkan guru. Disini peran guru sangat diperlukan untuk membentuk siswa menjadi bersemangat dalam belajar. Guru menyakinkan mereka bahwa mereka pasti bisa melakukannya, mereka pasti bisa menjadi pitar jika terus menerus diulang. Disamping itu guru memberikan sanksi apabila murid tidak mau diberi pengarahan dengan baik, dan guru member dukungan agar murid mau bekerja dengan keras. Cara mengatasinya adalah guru harus terus menerus meyakinkan bahwa mereka bisa mencapai tujuan  dan mereka dapat menghadapi tantangan yang diberikan guru dalam proses pembelajaran untuk mencapai sukses. Akan tetapi murid jenis ini perlu diingatkan bahwa guru mau menerima mereka hanya jika mereka mau berusaha dengan nyata.
  1. Murid dengan sindrom kegagalan
Sindrom kegagalan adalah murid yang memiliki ekspektasi rendah dan menyerah saat pertama menghadapi kesulitan, murid dengan sindrom kegagalan cenderung menjalankan tugas setengah hati dan selalu gampang menyerah.Mereka memiliki kemampuan tetapi selalu tidak bersemangat. Cara mengatasinya adalah Menggunakaan metode trening yang lebih menekankan terhadap  peningkatan kecakapan diri murid, metode ini bertujuan untuk mengajari murid untuk menentukan dan berjuang sampai dia bisa dikatakan berhasil dalam pembelajaran. Dan selalu memberi motivasi dengan kata-kata, Menggunakan trening atribusi dan orientasi prestasi penekanan utamnya adalah mengubah atribusi atau apa yang difikirkan siswa yang gagal dibimbing menjadi siswa yang berhasil. Metode ini bertujuan untuk menghubungkan kegagalan dengan faktor-faktor yang dapat diubah dan diperbaiki melalui strategi yang efektif. Dalam hal ini guru lebih mengutamakan proses daripada produk.
  1. Murid yang termotivasi untuk melindungi dirinya dan menghindari kegagalan
Nonperformance. Murid jenis ini tidak meu mencoba, misalnya saat berkangsungnya kegiatan belajar, murid jenis ini tampak ingin menjawab pertanyaan tetapi berharap guru menunjuk temannya terlebih dahulu. Degan kata lain dia tahu tetapi tidak mau mencoba karena kurang percaya diri.Murid berpura-pura memperhatikan pelajaran tetapi itu dilakukan hanya semata-mata untuk menghindari hukuman.Untuk tidak dimarahi oleh guru. Murid yang suka menunda belajarnya, dengan kata lain murid hanya belajar apabila akan diadakan ulangan. Murid jenis ini sangat memiliki manajemen waktu yang buruk. Cara mengatasinya adalah memberi murid dengan soal yang menarik, menentang dan mudah dikerjakan dengan ketentuan sesuai dengan kemampuan siswanya.Buat system hadiah, apabila murid benar maka guru memberinya hadiah cukup denagan pujian-pujian.
  1. .      Murid tidak Tertarik atau Terelienasi (Terasing)
Dalam hal ini yang dimaksud dengan terasing adalah mengenai pelajaran, murid merasa tidak bisa melanjutkan belajar sehingga murid selalu menghindari pelajaran, tidak tertarik belajar.Bagi mereka berprestasi di sekolah aadalah hal yang tidak penting.Apabila keadaan ini selalu dibiarkan maka murid tidak bisa sukses dalam pembelajaran.
Cara mengatasinya adalah Kembangkan hubungn positif antara guru dengan murid. Guru merupakan komponen penting dalam pembelajaran, oleh karena itu guru akan menunjukkan sikap yang baik terhadap murid-muridnya. Berusaha untuk tidak dibenci oleh murid. Buat suasana di sekolah menjadi menarik. Yakinkan kepada anak bahwa sekolah adalah tempat yang menyenangkan. Berikan mereka keluangan waktu untuk tidak terlalu tegang saat belajar. Guru harus bertindak sebagai mentor terhadap anak yang bermasalah tersebut, secara khusus luangkan waktu untuk anak ini diluar jam pelajaran.
  1. Guru sebagai Pembimbing
Guru berusaha membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimilikinya, membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan berkembang sebagai individu yang mandiri dan produktif.
Siswa akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Tugas guru adalah menjaga, mengarahkan dan membimbing agar siswa tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi, minat dan bakatya. Inilah makna peran sebagai pembimbing. Jadi, inti dari peran guru sebagai pembimbing adalah terletak pada kekuatan intensitas hubungan interpersonal antara guru dengan siswa yang dibimbingnya.
Guru yang mampu menjalankan perannya dengan baik, membentuk pribadi peserta didiknya sehingga tumbuh berkembang dengan baik,sangat diperlukan dalam proses pembelajaran.Pada kenyataanya setiap guru belum mampu menjalankan peranannya dengan baik. Dalam proses belajar mengajarnya hanya memberikan materi-materi tanpa adanya penanaman kepribadian pada diri peserta didik.
  1. Kesimpulan
  1. Pendidik merupakan semua orang yang mampu membantu perkembangan peserta didik.
  2. Seorang guru harus memiliki kepribadian yang baik.
  3. Setiap peserta didik memiliki potensi yang berbeda.
  4. Guru berperan dalam menangani masalah belajar siswa
  5. Guru bertugas untuk membimbing peserta didik menemukan potensinya.
DAFTAR PUSTAKA
Jumali dkk.2004.Landasan Pendidikan.Surakarta:Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pendidikan Masyarakat.http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_ dasar_ kpdd_154. html#top. Rabu 27 Desember 2011 jam 14.30
Sudrajat.Tentang pendidikan.http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/10/17/ peran-guru-sebagai-pembimbing/.Rabu 27 Desember 2011 jam 15.15
Kunandar, 2008.Langkah mudah penelitian tindakan kelas sebagai pengembang profesi guru, Jakarta :